-->

Collection of Some Poems

Luruh

Rabu, 24 Agustus 2011

Luruh

menara yang mulai terjulang
mengapa kau tumbang?
malam-malam kemarin gemintang
mengapa semakin bimbang?
cahya ada karena gulita pun ada
mari bersamaku menyisir kembali pedesaan itu
sembari mengingat masa kecil kita selubung waktu
samar-samar dendang..
lelantun lugu di sela bayu
sepertinya mulai asing terdengar
semakin bingar syair-syair tuk di mengerti
o…. sang Guru pernah meneriakkan kepada kita
tak ingatkah? mungkin anggap lagu terlena lalu
Pintu tak akan terbuka..
hanya saja
jemari mengetuknya
mengucap salam salam berbunga
usah letih
tak berharap pejamkan mata
nikmati saja anggur yang tersedia
usah malu
dan segera beranjak
.. ribuan pintu menunggu kita
bergegaslah
semakin kunanti disini..
sesejuk pagi
sembari perlahan mengeja namamu bibir tergetar
meraba lafal yang harus ku ucap untuk memanggilmu
terbata beribu bahasa masa
o…. baru saja kau lewat se-lintas lugas
selalu menawarkan wewangian kebun hati yang kau tanam sendiri
ratusan juta tahun silam
namun sukmaku pilu terjemahkan musim musim
tersesat dalam rautmu
terjerat helai rambutmu
terbunuh senyummu
terkapar di reruntuhan puing puing mu