-->

Collection of Some Poems

Saatnya

Sabtu, 20 Agustus 2011

Saatnya


Mengapa aku tidak bisa sepertimu
Hadir disetiap malam mengusik
Mengapa aku tidak bisa sepertimu
Menghapus setiap airmata
Kau begitu sempurna
Begitu besarnya cintamu untuk ku
Hingga menyilaukan
Dan kadang menyakiti
Saat jiwa rapuh kita bertemu
Saat dimana kita merasa ditakdirkan bersama
Saat dimana kita merasa hanya ada kita
Saat dimana kita merasa inilah akhirnya
Tanpa deraian airmata
Tanpa suara isak tangis
Hanya tawa bahagia
Dan ungkapan cinta
Jalan yang kita lalui begitu sempurna
Kita berpegang tangan
Tanpa ada rasa tersakiti
Karena ini adalah awalnya
Hanya dengan melihatmu memandangku
Dengan senyum itu
Hanya mendengar suaramu
Yang bagai nyanyian surga
Sampai tiba waktunya
Waktu kita memulai sebuah akhir
Kita mulai dengan cacian
Lalu airmata
Aku menghargai dirimu
Aku memujamu sebagai kekasih
Akku mencintaimu sepenuh jiwa
Aku menginginkan hidup selamanya berdua
Aku ingat
“bolehkah aku memilikinya?”
“hanya untuk saat kuluka bersamamu”
“aku akan tetap menyayangimu walau bersamanya”
Bukan hanya awan hitam, namun badai yang kau bawa
Menghacurkan istana yang kita bangun bersama
Mencipakan kenangan kelam yang dulu
Mendekatkan ku pada kehancuran
Bukankah itu sama artinya
Kau meminta kita mengakhiri ini?
Kau meminta aku meninggalkan mu
Dengan memberimu izin itu?
Apakah otakmu hancur dan hilang?
Tidakkah kau berpikir
Pertanyaan bodohmu itu
Memulai bencana
Seiiring waktu
Semuanya terlihat terang dan jelas
Kita tidak ditakdirkan utuk selamaya
Kita hanya membuang waktu selama ini
Saatnya mengambil langkah
Saatnya member jarak
Menunggu saat yang tepat untuk pergi darimu
Salahkah aku?