selekas kau memuntahkan berlaksa magma
aku melepuh jadi huruf
disepuh cinta aku disapih kata
lalu kepada kalimat kau meratap meminta jadi makna
sampai paham…
dikutubmu rapat terkatub kitab yang mengutip kisah kesiapku
dalam hening yang bening kau usung rindu dan betapapun senyapnya !
larik lirik ini jua bermula dari titik
yang tiap detik tak henti mericik
maka akulah kembara yang mengelana mengendarai titik
dibawah huruf ba’ menuju tuju pintu surga
akulah yang mendamba kasroh menjadi perahu nuh
yang kelak akan bersauh, melabuh di miim
aku musafir yang hijrah, dari entah lalu mendiam dipasrah
kudengar kau dipurba
sinarmu memijar dikobar cahaya
berpendar dalam denyar bara
lalu hurufhurufmu mencerap, menyumbar menyembur gelap
katakatamu melafal, menggores menggerus pekat
kalimatkalimatmu menyemai, diruang meraung lebat
maknamaknamu mengelupas, berperancah membedah sekat
maka, kaulah. titik
tongkat musa yang membelah laut merah
seruling dawud yang melelapkan segala sampai meranggas
cincin sulaiman yang menggeriapkan syetan dan jin
sampai ketika adam terlempar di bumi hambar
karena mantramantra surga dilumat khuldi keparat
bermula dari kau…
dari bias noktah yang melayarkan aku untuk menyatakan asma
aku ditakdir bertitah saat kau tertatih
dibawah lengkung yang merangkum seluruh ayat
maka, aku paling indah dari segala mukjizat
lalu kepada bahtera itu
aku berputar
melingkar
berpusar
memudar
dilaut
mewujud ditiap sujud
akulah mula dari syair
puisi
bait
sajak
madah
gita
akulah awal dari sabda
ayat
suroh
sampai firman
dari dan kepadamu
19 pintu neraka mengatup
mengalun lanun aku fana oleh baqo’mu
aku mengada lalu meniada
dari titik…